Short Message Service (SMS) : Tinjauan dalam Delapan Tradisi Ilmu Komunikasi


Dewasa ini handphone (HP) menjadi alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. HP memungkinkan tiap individu untuk berkomunikasi kapanpun dan di manapun. HP bukan lagi menjadi barang mewah. Hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakan HP sebagai penunjang aktivitas mereka sehari-hari. Perlahan, masuknya teknologi ini ternyata membawa perubahan dalam pola-pola hubungan dalam masyarakat.

Beragam fasilitas disediakan untuk memudahkan komunikasi antarmanusia. Mulai dari fasilitas bicara, Short Message Service atau lebih dikenal dengan SMS, permainan, kamera, radio sampai koneksi internet dan transaksi perbankan. Semua fitur yang ditawarkan seolah memanjakan para pengguna handphone. Dengan handphone, dunia layaknya dalam genggaman.

Tulisan ini mencoba mengelaborasi penggunaan fasilitas SMS proses komunikasi dalam delapan tradisi bidang kajian ilmu komunikasi sebagaimana dijelaskan dalam buku Theories of Human Communicationnya Littlejohn (2001: 12-14).

Sebelum memulai peneropongan melalui delapan tradisi ilmu komunikasi, perlu kiranya untuk mendeskripsikan SMS sebagai fenomena komunikasi. Short Message Service merupakan fitur HP berupa pesan pendek yang ditulis kurang lebih 160 karakter. Fitur ini banyak diminati oleh pengguna telepon seluler. Selain biayanya murah (Rp 99 hingga Rp 350 per SMS), juga bisa memuat karakter atau gambar.

Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa pengguna ponsel, mereka menggunakan fitur SMS untuk berbagai tujuan. Mulai dari sekedar bertukar informasi biasa, iseng-iseng mencari kenalan baru, melakukan pendekatan kepada orang yang disukai sampai yang SMS untuk meneror musuh.

Tradisi Retorika

Dalam tradisi ini, komunikasi dilihat sebagai aktivitas seni. Komunikasi sebagai suatu tindakan strategis, artinya tindakan yang memerlukan perencanaan yang melibatkan logika dan emosi. Ciri lain dari tradisi ini ialah setiap kata (word) memiliki kekuatan yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bila digunakan.

Kaitannya dengan SMS sebagai aktivitas komunikasi, bahwa sebelum seseorang mengirimkan SMS, ia akan melakukan perencanaan tentang apa yang ia tulis. Bagaimana SMS itu ditulis secara singkat, padat dan jelas mengingat jumlah karakter yang terbatas.

Sebagai praktek seni yang menekankan pada keindahan tampak dalam penggunaan SMS sebagai media pendekatan terhadap seseorang. Untuk tujuan tersebut, pengirim SMS berusaha menyusun kata demi kata untuk memikat sang pujaan hati. Sederet puisi, kalimat indah atau sekedar basa-basi untuk menunjukkan perhatian menjadi pesan dari sebuah komunikasi.

Tradisi Semiotik

Short Message Service bisa dimasukkan dalam tradisi semiotik. Yaitu tradisi yang memfokuskan diri pada tanda, simbol serta proses pemaknaan. Terbukti, seringkali kita jumpai bentuk SMS yang menggunakan karakter-karakter tertentu untuk menggambarkan sesuatu semisal

J , 😛 , ^_^

atau karena terbatasnya jumlah karakter, seringkali kata tidak ditulis sebagaimana mestinya, dengan menghilangkan huruf vokal misalnya.

Ketika seseorang membaca SMS yang berisi karakter tulisan tersebut, terjadilah apa yang dalam tradisi semiotik dikenal dengan meaning atau pemaknaan. Sejalan dengan semiotika, dalam proses ini pembacalah yang berperan sebagai pemberi makna.

Tradisi Fenomenologis

Komunikasi merupakan sebuah bentuk pertukaran pengalaman individu melalui proses dialog. Demikianlah tradisi ini memandang aktivitas komunikasi. Ahli psikologi, Carl Rogers mengajukan tiga faktor yang dianggap sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi dalam frame fenomenologis yaitu, kongruensi, kesetaraan penghargaan dan empati (Griffin, 2003: 32).

Layaknya komunikasi tatap muka, dalam SMSpun terjadi proses komunikasi dialogis. Di mana pengalaman tiap individu memegang peranan dalam memahami pesan. Penghargaan terhadap kesetaraan dan empati tersirat dan tersurat dari kalimat yang digunakan dalam SMS.

Tradisi Sibernetik

Dari teknis pengiriman SMS, tanpa penjelasan rincipun kita bisa memahami SMS dari sudut pandang sibernetik. Kata-kata kunci seperti sender-receiver, feedback dan system dalam tradisi sibernetik juga sama dalam proses pengiriman SMS.

SMS yang telah ditulis akan dikirimkan ke pusat layanan pesan melalui gelombang pemancar yang kemudian diteruskan ke nomer tujuan, juga melalui pemancar. Masalah yang dihadapi dalam sistem ini juga seputar kelebihan kapasitas (overloaded), gangguan sinyal (noise).

Tradisi Sosiopsikologis

Poin penting dari tradisi ini antara lain adanya pengaruh pesan terhadap perilaku manusia. Bahwa sejauhmana komunikasi akan berhasil bisa diprediksi melalui hubungan sebab dan efek (cause and effect relationship).

The Yale Attitude Studies (Griffin, 2003:22) menyebutkan ada 3 penyebab terpisah dari variasi persuasi :

1. Who, sumber pesan (menyangkut keahlian dan kredibilitas).

2. What, isi pesan (topik dan argumen).

3. Whom, karakter penerima pesan (kepribadian, kognisi)

Secara sederhana, tradisi ini memandang bahwa suatu pesan tertentu yang disampaikan seseorang akan menimbulkan efek tertentu pula terhadap perilaku penerima. Gambaran dari tradisi ini tampak pada kasus-kasus penipuan atau terror lewat SMS. Banyaknya korban penipuan lewat SMS menunjukkan bahwa mereka terpengaruh dengan iming-iming hadiah besar. Dari kacamata tradisi ini tidaklah mengherankan bila terjadi kepanikan massal di sebuah mall akibat sebuah SMS yang mengatakan ada bom di mall tersebut.

Tradisi Sosiokultural

Klaim penting dari tradisi ini, bahwa praktek komunikasi merupakan praktek kebahasaan sebagai bagian dari struktur, masyarakat, ritual, aturan dan kebudayaan (Littlejohn, 2001:14). Dikatakan pula bahwa komunikasi merupakan perekat masyarakat.

Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf, ahli linguistik Uniersitas Chicago menyatakan hipotesisnya bahwa struktur dan kultur bahasa membentuk apa yang manusia pikirkan dan lakukan (Griffin, 2003:30). Sehingga bisa dikatakan bahwa apa, melalui saluran mana, kepada siapa kita berkomunikasi merupakan bentuk praktek kebudayaan.

Praktek dari tradisi ini dalam komunikasi SMS terlihat dari anggapan bahwa seorang mahasiswa yang menghubungi dosen via SMS adalah tindakan yang tidak sopan. Bahkan beberapa dosen menganggap komunikasi via ponsel merupakan sesuatu yang bersifat pribadi. Nomer handphone hanya diberikan kepada keluarga, teman atau relasi bisnis, mahasiswa tidak.

Tradisi Kritis

Tradisi yang berakar pada tradisi pemikiran The Frankfurt School ini menempatkan praktek komunikasi sebagai bentuk pengorganisasian dari kekuasaan dan penindasan. Penguasa menjadikan media komunikasi sebagai alat kontrol sosial. Penguasa di sini tidak hanya pemerintah tetapi juga para pemilik media sebagai ‘the haves’. Wacana kritis dari tradisi ini meliputi ideologi, tumbuhnya kesadaran, emansipasi, kekuasaan dan dominasi.

Short Message Service yang merupakan fitur dari handphone tentunya tak bisa lepas dari aturan mengenai penggunaan ponsel. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi mengenai registrasi pelanggan kartu seluler mengindikasikan keinginan pemerintah untuk mengontrol penggunaan ponsel khususnya terkait penggunaan ponsel dalam aksi teror bom beberapa waktu lalu.

Tradisi Etik

Sebenarnya tradisi ini hampir sama dengan sosiokultural. Yaitu tradisi yang berkaitan dengan nilai etika, baik dan buruk. Namun, di sini penekanannya lebih pada nilai kejujuran, tanggung jawab individu terhadap pesan yang disampaikan.

Implementasi dari tradisi etik ini adalah tujuan dari penggunaan SMS. Fenomena yang bisa dikaji melalui tradisi ini adalah penggunaan SMS untuk meneror lawan politik atau menyebarkan berita bohong yang tak jelas sumbernya maupun black campaign.

Demikian kiranya yang bisa saya uraikan mengenai tradisi-tradisi dalam teori komunikasi. Tentunya banyak sekali kelemahan dalam menggunakan teori sebagai pisau analisa. Untuk itu sumbangan pemikiran dan saran sangat saya harapkan demi kemajuan di masa mendatang.

Yogyakarta, 21 Maret 2006

Referensi

Griffin, Em. 2003. A First Look At Communication Theory. New York: McGraw-Hill.

Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories Of Human Communication.

Penulis: maulinniam

Burung kecil terbang dalam kawanan, burung besar terbang sendirian. Aku hanya burung kecil yang belajar terbang sendirian.

Tinggalkan komentar